Senin, 29 November 2010

KAPANKAH WAKTU LAILATUL QODAR.??

“Sesungguhnya kami telah
menurunkannya (Al Quran) itu pada
malam kemuliaan. Dan tahukah
kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik dari
seribu bulan. Pada malam itu turun
malaikat- malaikat dan malaikat Jibril
dengan izin RABB-nya untuk
mengatur segala urusan. Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar. “ (QS. Al-Qadr) (1) Bersabda
Nabi shallallahu `alaihi wasallam :
"Barangsiapa menghidupkan malam
Lailatul Qadar dengan iman dan
mengharap pahala dari ALLAH maka
diampuni dosanya yang
terdahulu." (HR Bukhari, I/61 , hadits
no. 34) (2) "Adalah Nabi shallallahu
`alaihi wasallam biasa mencari
Lailatul Qadar pd 10 malam yg
terakhir." ( HR Bukhari, VII/147 ,
hadits no. 1880) (3) "Adalah Nabi
shallallahu `alaihi wasallam mencari
Lailatul Qadar pd malam2 ganjil di 10
hari terakhir." ( HR Bukhari, VII/145 ,
hadits no. 1878) (4) "Aku melihat
Laylatul Qadar lalu aku dibuat lupa
waktunya, dan ditampakkan padaku
saat shubuhnya aku sujud di tanah
yg basah, lalu kata AbduLLAAH :
Maka turun hujan atas kami pd
malam 23 , maka Nabi shallallahu
`alaihi wasallam shalat shubuh
bersama kami, lalu beliau shallallahu
`alaihi wasallam pulang dan nampak
bekas air dan tanah di dahi dan
hidung beliau shallallahu `alaihi
wasallam, lalu dikatakan : Maka
AbduLLAAH bin Unais berkata
tanggal 23 itulah Lailatul Qadar." (HR
Muslim, VI/80 , hadits no. 1997) (5)
Berkata Ubay bin Ka'ab radhiallahu
`anhu : "Demi ALLAH yg Tiada Ilah
kecuali DIA sungguh malam tsb ada
di bulan Ramadhan, aku berani
bersumpah ttg itu dan demi ALLAH
aku tahu kapan malam itu, yaitu
malam yg kita diperintah Nabi
shallallahu `alaihi wasallam untuk
menghidupkannya yaitu malam 27
dan tanda2 nya adalah Matahari
bersinar di pagi harinya dengan
cahaya putih tapi tidak
menyilaukan." (HR Muslim, IV/150 ,
hadits no. 1272) (6) "Lailatul Qadar
itu pada malam 27 atau 29 ,
sungguh Malaikat yg turun pd saat
itu ke bumi lebih banyak dari jumlah
batu kerikil." ( HR Thayalisi dlm
Musnad-nya no. 2545 ; juga Ahmad
II/519 ; dan Ibnu Khuzaimah dlm
shahih-nya II/223) (7) "Pada malam
Lailatul Qadar itu tidak panas & tidak
dingin, tidak berawan dan tidak
hujan dan tidak berangin, tidak juga
terang dg bintang2 , tanda di pagi
harinya adalah Matahari terbit
bercahaya lembut." (HR As-Suyuthi
dlm Jami' Shaghir, di-shahih-kan
oleh Albani dlm Shahihul Jami',
XX/175 , no. 9603) Namun
terkadang pada lailatul- qadr juga
turun hujan, sebagaimana
disebutkan pada hadits no.4 dan
hadits berikut (8) Bersabda Nabi
shallallahu `alaihi wasallam : "… Aku
melihat Lailatul Qadar lalu aku dibuat
lupa kapan waktunya, maka
barangsiapa yg ingin mencarinya
maka carilah pd 10 hari terakhir pada
malam2 witirnya dan aku melihat
diriku pd malam tsb sujud di atas
tanah yg basah… Maka kami kembali
dan kami tidak melihat ada awan di
langit, maka tiba2 ada awan dan
turun hujan sampai airnya
menembus sela2 atap masjid yg
terbuat dari pelepah Kurma, maka
aku melihat Nabi shallallahu `alaihi
wasallam sujud di atas tanah yg
basah, sampai kulihat bekas tanah
yg basah itu di dahi beliau shallallahu
`alaihi wasallam." (HR Bukhari,
VII/174 , hadits no. 1895) (9) Dari
Aisyah radhiallahu `anha : Wahai
RasuluLLAAH, menurut
pendapatmu jika aku tahu bhw
malam terjadinya Lailatul Qadar,
maka doa apa yg paling baik
kuucapkan? Sabda Nabi shallallahu
`alaihi wasallam : "Ucapkanlah
olehmu, [Allahumma innaka
`afuwwun, tuhibbul-`afwa,
fa`fuanni] Ya ALLAH sesungguhnya
ENGKAU adalah Maha Pemaaf,
mencintai orang yg suka
memaafkan, maka maafkanlah
aku." (HR Ahmad, Ibnu Majah &
Tirmidzi, di-shahih-kan oleh Albani
dlm Al-Misykah, I/473 no. 2091) (10)
"Allah memiliki di bulan Ramadhan
suatu malam yang lebih baik
dibandingkan 1000 bulan. Barang
siapa yang dihalangi (dari
kebaikannya), maka ia akan dihalangi
(dari kebaikan )”. [HR. An- Nasa’iy
dalam Al-Mujtaba (2106), dan
Ahmad dalam Al-Musnad ( 7148).
Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani
dalam Shahih At- Targhib) (999) ]

Lailatul Qadr Ada di Bulan
Ramadhan Lailatul Qadr terjadi pada
bulan Ramadhan, karena Allah
Subhaanahu wa Ta'ala menurunkan
al-Qur'an pada malam itu.
Sedangkan Allah telah menjelaskan
bahwa turunnya al-Qur'an adalah
pada bulan Ramadhan. Alla...h
berfirman, artinya, "Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (al-Qur'
an) pada malam kemuliaan." (QS. al-
Qadr:1) Dalam firman-Nya yang lain
disebutkan, artinya,"(Beberapa hari
yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) al-
Qur'an." (QS. al-Baqarah :185)
Berdasarkan ayat ini maka jelas
sekali bahwa Lailatul Qadr itu terjadi
pada bulan Ramadhan, dan ia terus
ada pada ummat ini hingga hari
Kiamat berdasarkan hadits riwayat
imam Ahmad dan an-Nasa' i dari
Abu Dzar dia berkata, "Wahai
Rasulullah, beritahukanlah kepadaku
tentang Lailatul Qadr, apakah dia itu
di bulan Ramadhan atau lainnya?
Maka Nabi n menjawab, "Dia ada di
bulan Ramadhan." Abu Dzar
zberkata, " Dia ada bersama para
nabi selagi mereka masih hidup,
maka apabila para nabi meninggal
apakah Lailatul Qadr itu diangkat
atau tetap ada hingga hari Kiamat?
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam
bersabda, "Dia tetap ada hingga hari
Kiamat." Akan tetapi besarnya
keutamaan dan pahala secara
khusus bagi ummat ini hanya Allah
Subhannahu wa Ta'ala yang
mengetahui nya, sebagaimana
ummat ini juga telah dikhusukan
dengan hari Jum'at dari hari-hari
lainnya dengan berbagai keutamaan
-walillahil hamd- Lailatul Qadr di
Sepuluh Akhir Ramadhan Lailatul
Qadr ada pada sepuluh akhir
Ramadhan, berdasarkan sabda Nabi
saw, "Carilah Lailatul Qadr di
sepuluh malam akhir pada bulan
Ramadhan." (Muttafaq 'alaih) Dan
kemungkinan terjadi pada malam-
malam yang ganjil lebih besar
daripada malam-malam yang
genap, berdasarkan sabda Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam, "Carilah
lailatul qadr itu pada malam yang
ganjil pada sepuluh akhir dari bulan
Ramadhan." (HR. al-Bukhari) Dan
lebih mendekati lagi adalah pada
tujuh malam terakhir berdasarkan
hadits dari Ibnu Umar bahwa
beberapa orang shahabat Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam bermimpi
melihat Lailatul Qadr terjadi pada
tujuh malam terakhir bulan
Ramadhan. Maka Nabi Shalallaahu
alaihi wasalam bersabda, "Aku
melihat bahwa mimpi kalian adalah
benar pada tujuh malam terkahir.
Maka barang siapa mencarinya
maka hendaknya dia mencari pada
tujuh malam terakhir." (Muttafaq
alaih). Dan dalam riwayat Muslim
Nabi bersabda, "Carilah ia pada
sepuluh malam terakhir, jika salah
seorang dari kalian merasa lelah atau
lemah maka jangan sampai
terlewatkan pada tujuh malam yang
tersisa." Dan di antara tujuh malam
terakhir yang paling mendekati
adalah pada malam ke dua puluh
tujuh. Ini berdasarkan hadits Ubay
bin Ka'ab dia berkata, " Demi Allah
sungguh aku mengetahui mana
malam yang pada malam itu kita
semua diperintahkan oleh Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam untuk
melakukan shalat malam, yaitu
malam dua puluh tujuh." (HR
Muslim). Lailatul Qadr tidak terjadi
pada malam tertentu secara khusus
dalam setiap tahunnya, namun
berubah-ubah atau berpindah-
pindah. Mungkin pada suatu tahun
terjadi pada malam dua puluh tujuh
dan pada tahun yang lain terjadi
pada malam dua puluh lima, dan
demikian seterusnya sesuai dengan
kehendak Allah Subhannahu wa
Ta'ala dan hikmah-Nya. Ini
ditunjukkan dalam sebuah sabda
Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, "
Carilah ia pada sembilan terakhir,
atau tujuh terakhir, atau lima
terakhir." (HR. al-Bukhari).
Disebutkan di dalam kitab Fathul Bari
bahwa malam itu terjadi pada
malam yang ganjil pada sepuluh
hari terkahir Ramadhan, dan
bahwasanya dia berpindah pindah.
Hikmah Dirahasiakannya Lailatul
Qadr Allah Subhannahu wa Ta'ala
merahasiakan kapan terjadinya
lailatul qadr kepada hamba-hamba-
Nya tidak lain adalah sebagai rahmat
bagi mereka agar mereka banyak-
banyak mengerjakan amal kebaikan
dalam rangka mencari malam itu.
Yaitu dengan banyak melakukan
shalat, dzikir, do'a dan lain-lain
sehingga terus bertambah
kedekatan nya kepada Allah , dan
bertambah pula pahala mereka.
Allah juga merahasiakan itu sebagai
ujian agar diketahui siapakah yang
sungguh- sungguh di dalam
mencarinya dan siapa yang
bermalas-malasan dan
meremehkannya. Karena orang
yang berkeinginan mendapatkan
sesuatu maka dia pasti akan
bersungguh- sungguh untuk
memperolehya, tanpa
mempedulikan rasa letih dalam
rangka menempuh jalan untuk
mencapainya. Hanya saja di antara
tanda-tanda yang sempat terlihat
pada masa Nabi Shalallaahu alaihi
wasalam adalah bahwasanya beliau
bersujud di waktu Shubuh di atas
tanah yang basah oleh air, artinya
bahwa pada malam itu turun hujan
sehingga beliau sujud di atas tanah
yang berair. Lailatul Qadr adalah
malam dibukanya seluruh pintu
kebaikan, didekatkannya para
kekasih Allah, didengarkannya
permohonan dan dijawabnya doa.
Amal kebaikan pada malam itu
ditulis dengan pahala sebesar
besarnya, malam yang lebih baik
daripada seribu bulan. Maka
hendaknya kita berusaha untuk
menggapainya.

MANAKAH DALILNYA PUASA.??

Kewajiban puasa di bulan Ramadan
disebutkan dalam Al Qur ’an:
“Hai orang2 yang beriman,
diwajibkan bagimu berpuasa,
sebagaimana telah diwajibkan pada
orang2 sebelum kamu. Mudah2an
kamu bertakwa ” (Al Baqarah:183)
Dari ayat di atas jelas bahwa puasa
itu adalah wajib. Artinya jika
dikerjakan berpahala, dan jika tidak
dikerjakan kita berdosa. Hal ini sama
halnya dengan seorang pegawai
yang mempunyai tugas rutin yang
jadi kewajibannya, jika dia tak
melakukannya, maka dia bisa
dihukum / dipecat oleh Bosnya
1. Keutamaan Puasa:
* “Barang siapa mendirikan puasa
Ramadan dengan penuh keimanan
dan kebaikan, maka akan
diampunilah dosa-dosanya yang
telah lalu ” (HR Bukhari – Muslim)
* “Seorang hamba yang berpuasa
dalam sehari di jalan Allah, maka
akandijauhkan Allah orang tersebut
pada hari itu wajahnya dari neraka
sejauh 70 musim dingin ” (HR
Bukhari – Muslim)
2. Dua hari sebelum bulan Ramadan
dan hari Raya kita dilarang berpuasa:
* Dari Abu Hurairah ra, dia berkata:
“ Bersabda Rasulullah SAW:
“Janganlah kamu dahului puasa
Ramadan dengan puasa satu hari
atau duahari, kecuali bagi orang
yang biasa berpuasa (mis: puasa
Daud, penulis), maka puasa sehari
(sebelum Ramadan) itu
diperbolehkan ” (HR Bukhari dan
Muslim)
* Dari Abu Sa’id Al Khudri ra, ia
berkata “Bahwasanya Rasulullah
melarang berpuasa 2 hari, yaitu hari
Idul Fitri (1 Syawal) dan hari Idul
Adha. ” (HR Bukhari – Muslim)
3. Berpuasa setelah Ru’yat (melihat
bulan pertanda tanggal 1 Ramadan)
begitu pula berhari raya (melihat
bulan pertanda tanggal 1 Syawal).
* Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: “Aku
pernah mendengar Rasulullah
SAWbersabda: “Bila kamu telah
melihat tanggal 1 bulan Ramadan,
maka puasalah, dan bila kamu
melihat tanggal 1 Syawal, maka
berhari rayalah. Tetapi bila
mendung, maka perkirakanlah
(sesuai dengan hari perhitungan)
” (HR Bukhari dan Muslim)
* Pada riwayat Muslim disebutkan:
“ Maka jika mendung terhadapmu,
perkirakanlah sampai hari ketiga
puluh. ” Pada Imam Bukhari: “Maka
Sempurnakanlah sampai hitungan
30 hari. ”
4. Waktu Niat Puasa Ramadan:
* Dari Hafsah, Ummul Mukminin ra:
“ Bahwasanya Rasulullah SAW
telahbersabda: ‘Barang siapa yang
tidak menetapkan (niat) berpuasa
sebelum fajar, maka tidak ada puasa
baginya (tidak sah
puasanya). ’ (Hadits diriwayatkan
oleh Imam Lima).
5. Menyegerakan Berbuka Puasa:
* Dari Sahl bin Sa’ad ra, ia berkata:
“Bahwasanya Rasulullah SAW telah
bersabda: ‘Amat baik orang2 itu
senantiasa menyegerakan berbuka
(dalam puasanya )’” (HR Bukhari dan
Muslim)
6. Berbuka puasa dalam hal ini
adalah dengan meminum dan
memakan makanan yang
menyegarkan dan halal, bukan
merokok (yang makruh dan
berbahaya bagi kesehatan) seperti
yang pernah disiarkan oleh sebuah
radio swasta di Jakarta.
7. Berbuka Puasa Dengan Buah
Korma:
* Dari Salman bin Amir Adh
Dhabiyyi ra, dari Rasulullah SAW,
beliaubersabda: “Bila seseorang di
antara kamu berbuka puasa,
hendaklah dengan buah korma, bila
tidak ada, maka berbukalah dengan
air, sebab air itu suci (Hadits
diriwayatkan oleh Imam Lima).
8. Hukum Sahur (Makan sebelum
puasa):
* Dari Anas bin Malik ra, ia berkata:
“ Bersabda Rasulullah SAW:
‘Sahurlah kamu, karena dalam sahur
itu terdapat berkah yang besar” (HR
Bukhari – Muslim)
* HR A“Ummatku selalu dalam
kebaikan selagi mensegerakan
berbuka dan mengakhirkan
(melambatkan) sahur ” (HR Ahmad)
* “Sesungguhnya mengakhirkan
sahur itu merupakan sunnah dari
para Rasul ” (HR Ibnu Hibban)
9. Yang Dilarang Dalam Puasa:
* Barang siapa yang tidak bisa
meninggalkan diri dari ucapan palsu
(jelek) dan tetap mengerjakannya,
maka tidak berguna bagi Allah
puasanya (HR Bukhari – Muslim)
* “Banyak orang yang berpuasa
tidak mendapatkan pahala kecuali
lapar,dan banyak orang yang shalat
(malam) tidak mendapat pahalanya
kecuali berjaga ” (HR Al Hakim)
10. Hadits di atas menganjurkan kita
agar meningkatkan kendali diri (self
control) agar tidak mengucapkan
kata-kata yang keji dan perbuatan-
perbuatan yang tercela, terutama di
bulan Puasa.
* Dari Abdullah bin Umar ra, ia
berkata: “Bersabda Rasulullah SAW:
‘Tidak ada puasa orang yang
berpuasa selama-lamanya (tidak
sahur dan berbuka )’” (HR Bukhari –
Muslim)
* Dari Abu Hurairah ra, ia berkata:
“ Bersabda Rasulullah SAW: ‘
Barangsiapa yang terpaksa muntah,
maka tidak ada qadha baginya, dan
barang siapa sengaja muntah, maka
wajib qadha atasnya (batal
puasanya) [hadits diriwayatkan oleh
Imam Lima]
* Dari Abu Hurairah ra, ia berkata:
“ Seorang lelaki datang kepada
Rasulullah SAW mengadukan hal
dirinya, lalu ia berkata: ‘Ya Rasulullah,
celakalah aku’ Kemudian Rasulullah
SAW bertanya: ‘Mengapa?’
Jawabnya: ‘Aku telah menyetubuhi
istriku pada siang hari bulan
Ramadhan. Kemudian beliau
bertanya: ‘Apakah kamu punya
hamba sahaya yang dapat
dimerdekakan? ‘ Jawabnya: ‘Tidak
punya,’ maka beliau bertanya lagi:
‘Mampukah kamu berpuasa selama
dua bulan berturut2?’ Jawabnya:
‘Tidak mampu. Lalu beliau bertanya
lagi: ‘Dapatkah kamu memberi
makan 60 orang miskin? Jawabnya:
‘ Tidak dapat.’ Lalu Rasulullah duduk
dan menyerahkan sekarung korma
kepadanya, sambil bersabda:
‘ Sedekahkanlah ini.” Maka orang itu
berkata lagi: ‘Apakah disedekahkan
kepada orang yang paling fakir dari
kami, sebab tidak ada seorangpun di
antara orang yang berdiam pada
batu hitam dari ahli Madinah yang
paling membutuhkan lebih daripada
kami. Kemudian Rasulullah SAW
tersenyum, sehingga jelas terlihat
gigi beliau yang putih, kemudian
beliau bersabda: ‘Pergilah, berilah
makan keluargamu.” (Hadits
diriwayatkan oleh Imam Tujuh)
* “Sesungguhnya puasa itu perisai.
Maka jika salah seorang dari kamu
berpuasa, jangan berkata keji dan
kasar. Kalau dia dicela atau hendak
diperangi seseorang, hendaklah ia
berkata, sesungguhnya aku sedang
berpuasa ” (HR Bukhari – Muslim)
Semoga ini bermanfaat bagi kita
semua.